Thursday, January 26, 2017

Perayaan Siwa Latri di Sekolah Lab Undiksha 2017



PERAYAAN SIWA LATRI
SEKOLAH LABORATORIUM UNDIKSHA

Siswa lengang mengikuti perayaan Siwa Latri

Manggala upacara Siwa Latri JM Drs Wyn Darta

Staf pimpinan dan pegawai mengikuti persembahyangan

Prosesi nunas wasupada Ida Betara

Prosesi nunas wasupada Ida Betara oleh siswa

Jro Kelian Pengempon Pura Drs.Md Arnaya beri pencerahan
Sekolah Lab Undiksha (Kamis, 26 Januari 2017), perayaan hari besar Siwa Latri di Sekolah Laboratorium Undiksha untuk tahun ini dilaksanakan secara sederhana. Perayaannya berupa persembahyangan bersama di pelataran Pura Padmasana Sekolah. Persembahyangan dimulai dari pukul 08.00 s/d 09.00 Wita.
Bertindak sebagai manggala upacara Jro Mangku Drs. I Wayan Darta dibantu Bapak Drs. I Gst Putu Merta. Pada saat itu yang hadir diantaranya, Kepala Sekolah SD, SMP, KTU SMA, beberapa guru dan pegawai. Kelian pengempon pura Bapak Drs. I Made Arnaya dan Koordinator seksi palemahan Bapak I Ketut Juwita, B.Sc. juga hadir. Siswa yang hadir saat itu jumlahnya sedikit. Lebih sedikit dari tahun lalu, hal ini mungkin disebabkan karena perayaan hari Siwa Latri saat ini bertepatan dengan hari libur Pagerwesi dan hari tahun baru Imlek, sehingga anak-anak kebanyakan berlibur di kampung halaman mereka bersama orang tua.
Acara persembahyangan meliputi kegiatan nganteb banten oleh Jro mangku, puja tri sandhya dipandu Bapak Drs I Gst Putu Merta, keramaning sembah, nunas wasupada ida betara, pencerahan/ darmawacana siwa latri dan parama shanti serta  di akhir kegiatan Bapak Ibu guru dan pegawai diajak ngelungsur prasadam.
Yang memberikan darmawacana saat itu adalah Bapak Drs. I Made Arnaya. Pada kesempatan itu beliau mengulas makna dari perayaan siwa latri. Ada tiga prinsip dan hal yang harus diupayakan dalam melaksanakan perayaan siwa latri untuk mendapat berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dalam hal ini Dewa Siwa sebagai manespestasinya, yaitu doa, usaha dan pelayanan. Doa dilakukan dengan bersembahyangan dan japa, mengulang nama-nama Tuhan dengan mantram “OM Nama Siwa ya”. Usaha dengan melakukan “melek/jagra”. Melek disini bukan semata bergadang semalam suntuk melainkan melek disini adalah sadar diri. Penyadaran penuh atas diri sendiri bahwa diri kita ini adalah atma yang bersemayam dalam badan kasar. Maka usaha kita adalah bagaimana cara agar atma ini bisa manunggal dengan paramaatma. Tentu disini kita harus tidak henti-henti melakukan kebaikan. Pelayanan disini maksudnya adalah dengan melakukan kerja yaitu melayani diri sendiri, orang tua dan orang lain. Konsep pelayanan ini menjelaskan bahwa di dalam setiap manusia dan makhluk ada pengejawantahan dari Tuhan dalam bentuk atman. Melayani manusia dan makhluk berarti melakukan pelayanan terhadap Tuhan. Tidak ada buah/pala karma tanpa melakukan kerja. Pahala/buah karma yang manis tentunya adalah karma atau perbuatan baik. Untuk itu mari kita bersama usahakan selalu berbuat baik demi masa depan atma kita sehingga bisa menyatu dengan Sang Pencipta. Kegiatan darmawacana diakhiri dengan parama shanti.

No comments:

Post a Comment