GURU DAN
PEGAWAI SMP LAB UNDIKSHA
MELAYAT KE
RUMAH DUKA IBU SUKERTI
DESA
PELING, PENEBEL, TABANAN
|
Siswa OSIS SMP yang ikut melayat ke Tabanan |
|
Suasana rombongan di terima di rumah duka Ibu Ketut Sukerti |
SMP Lab Undiksha
Singaraja (Minggu, 13 Maret 2016). Pada hari Minggu pukul 08.20 rombongan guru
dan pegawai SMP Lab Undiksha Singaraja mengadakan kegiatan melayat ke rumah
duka Ibu Dra. Ni Ketut Sukerti di Desa Piling, Kecamatan Penebel Kabupaten
Tabanan. Melayat ke rumah duka dalam rangkaian ikut berbela sungkawa atas
meninggalnya Ayahnda Ibu Dra Ni Ketut Sukerti. Rombongan berangkat berjumlah 1
Bus dan 2 buah kendaraan pribadi. Di dalam bus rombongan terdiri dari 24 orang
terdiri 18 guru dan 6 orang OSIS SMP. Sedang yang menggunakan kendaraan pribadi
Ibu Made Irse Neopani, S.Pd. beserta suami dan Ibu Ni Made Dwi Lidiyastuti
beserta suami. Rombongan Ibu Lidyastuti mendahului berangkat beberapa saat. Sementara
rombongan bus dan Ibu Ni Made Irseneopani, S.Pd. beriringan.
Rombongan tiba di
rumah duka Desa Piling pukul 10.35 Wita. Rombongan diterima oleh Ibu Dra. Ni
Ketut Sukerti beserta keluarga dan Ibundanya. Setelah beramah tamah rombongan diberi
snak seadanya, selanjutnya Ibu Ni Ketut Sukerti memberi panyembrama-penyanggra sekedarnya
dan menjelaskan tentang situasi bagaimana ayahndanya meninggal dan rencana
pengabenannya ke depan. Adapun isi panyembrama yang disampaikan oleh Ibu Dra.Ni
Ketut Sukerti yang bisa kami tangkap adalah sebagai berikut.
·
Ayahndanya meninggal tidak menderita atau
mengeluhkan suatu penyakit. Sebelumnya sehat-sehat saja. Dulu pernah sakit
opname keras tidak meninggal. Beliau meninggal setelah berceritra dan berkeluh
kesah dengan Ibundanya mengenai kesangsian atas kesanggupan anak-anaknya
mengurus jika mereka-mereka meninggal kelak dikemudian hari. Beliau meninggal
setelah pamitan dengan istri, beliau meninggal dalam keadaan tertidur.
·
Beliau meninggal dalam usia 86 tahun pada
tanggal 5 Maret 2016. Karena tradisi adat Desa bahwa Desa tidak bisa menerima
sawe menjelang hari raya Nyepi. Akhirnya mayat ayahndanya dititipkan di Rumah
Sakit Kapal selama 8 hari. Mayat baru bisa dibawa ke rumah duka pagi hari pada Hari
Minggu 13 Maret 2016.
·
Rencana keluarga akan mengabenkan ayahnda beliau
pada hari Senin 14 Maret 2016 di Setra Desa Setempat, namun tidak melakukan
proses membakar mayat seperti yang dilakukan di Buleleng, di Desa setempat
tidak memperkenankan ngaben dengan membakar mayat karena asap pembakaran
dikawatirkan bisa mencemari wewengkon Pura Batu Karu.
Setelah kegiatan
mendengar penyapa peyanggra Ibu Dra Ni Ketut Sukerti, rombongan diajak berdoa
bersama. Rombongan berdoa dipimpin oleh Ibu Ni Made Suciasih, S.Ag. Doa yang
dipanjatkan adalah “Om atma papatma narayatma swadah ang ah. Om swargantu, moksantu,
sunyantu, murcantu. Om ksama sampurna ya namah swaha”. Artinya juga
dipanjatkan, Oh Hyang Widhi, semogalah arwah yang meninggal ini mendapatkan
sorga, manunggal denganMu, mencapai keheningan tanpa derita. Ya Tuhan,
ampunilah segala dosanya, semoga ia mencapai kesempurnaan dan pengampunanmu. Doa
ditutup Om shanti-shanti-shanti Om. Dupa sarana yang dipakai berdoa dikumpulkan
dan dipersembahkan kepada layon ayandanya.
No comments:
Post a Comment