IPTEK PROGRESS NOW STILL LOSE WITH AGE IN Mahabharata
Did you know that
the progress of science today is inseparable from the story of Mahabharata?
Some examples can we express as follows:
1. The discovery of
cloning is currently used to develop the seeds of plants and animals can now be
used by Bhiasa Begawan to assist the birth of 100 Kauravas son of a mother
named Dewi Gandari.
2. Man can fly can
now be done at the time of the Mahabharata, which is told at the time that
Raden Bima Ghatotkacha son of the mother of a raksasi named Dewi Arimbi was
able to fly and being able to process do shatters Kauravas army led by
Rishi Drona.
3. The discovery of
television being enjoyed are now able to be used by a charioteer Sanjaya king
Drestarata blind. Sanjaya so easily can tell a great war events amid desert
Kurusetra a distance of tens of kilometers of Puri Astina Pura. Ability Sanjaya is obtained after Begawan Bhiasa confers extraordinary ability to
Sanjaya.
Nuclear discovery
today which has tremendous explosive power has been able to be used by Raden Arjuna and Karna when a duel at Padang Kurusetra. Remnants of the dangers
of radioactive substances decay was found in several places in Padang
Kurusetra.
Did you know that
the progress of science is not currently as great as the progress achieved in
the Mahabharata era?
Progress
has not been as powerful as current science Mahabharata era. Mahabharata era
(Maha Rishi Bhiasa) have been able to travel long distances without using
some sort of horse or similar vehicle with a distance of tens or even thousands
of kilos. He was able to do a long journey to transform themselves into the
light. Means the Mahabharata era Maha Rishi Bhiasa been able to realize his
theory Albert Einstein that the material can be turned into light and light can
be transformed into matter.
Therefore
we should not be dazzled and proud of the findings today. Instead we have to
think that the present findings is inspired by the findings of the
pre-existing, which is the findings that have been used the Mahabharata era.
Tahukah anda bahwa kemajuan sains saat ini tidak terlepas dari kisah mahabrata? Beberapa contoh dapat kami ungkapkan sebagai berikut:
Klonning hewan |
Klonning manusia |
- Penemuan kloning saat ini yang dipakai mengembangkan bibit tanaman dan hewan saat ini sudah dapat digunakan oleh Begawan Biasa untuk membantu kelahiran 100 putra korawa dari seorang ibu bernama Dewi Gandari.
Raden Gatotkaca terbang diangkasa |
Pesawat tempur melepas rudal |
- Manusia dapat terbang saat ini sudah dapat dilakukan pada jaman mahabrata, dimana dikisahkan saat itu bahwa Raden Gatotkaca putra Bima dari ibu seorang raksasi yang bernama Dewi Arimbi sudah bisa melakukan proses terbang dan mampu menghancur-leburkan pasukan Korawa yang dipimpin oleh Resi Drona.
- Penemuan televisi yang dinikmati saat ini sudah mampu digunakan oleh Sanjaya kusir raja Drestarata yang buta. Sehingga Sanjaya dengan mudah dapat menceritakan peristiwa perang hebat ditengah padang kurusetra yang jaraknya puluhan kilometer dari Puri Astina Pura.Kemampuan Sanjaya tersebut didapat setelah Begawan Biasa menganugrahkan kemampuan luar biasa kepada Sanjaya.
- Penemuan nuklir saat ini yang memiliki daya ledak luar biasa telah mampu digunakan oleh Raden Arjuna dan Raden Karna saat perang tanding di Padang Kurusetra. Sisa-sisa peluruhan bahaya zat radioaktif masih ditemukan dibeberapa tempat di Padang Kurusetra.
Sisa radioaktif pada fosil tulang belulang
mayat-mayat yang tertimbun di padang kurusetra
Padang Kurusetra tempat perang Bratayuda |
Kemajuan sains saat ini belum sehebat jaman mahabrata. Jaman mahabrata (Maha Resi Biasa) telah mampu melakukan bepergian jarak jauh tanpa menggunakan kendaraan semacam kuda atau sejenisnya dengan jarak puluhan bahkan ribuan kilo. Beliau telah mampu melakukan perjalan jauh dengan mengubah diri menjadi cahaya. Berarti jaman mahabrata Maha Resi Biasa telah mampu merealisasikan teorinya Albert Einstein yang menyatakan bahwa materi dapat berubah menjadi cahaya dan cahaya dapat berubah menjadi materi.
Maka dari itu kita tidak usah silau dan bangga dengan temuan-temuan sekarang ini. Justru kita harus berpikir bahwa temuan sekarang ini diilhami temuan yang sudah ada sebelumnya, yaitu temuan yang sudah digunakan orang dijaman Mahabrata.
HUKUM LIAR VS TERATUR
Pada dasarnya
materi itu bersifat liar (bebas) namun sifat dasar itu tidak dapat berkembang
karena dikendalikan dengan hukum keteraturan. Hal ini dapat dilihat seperti
manusia sebagai salah satu contoh benda. Sifat dasar manusia adalah liar ingin
A, B, C dan dsb, ingin melakukan hal ini hal itu, berpikir ini dan itu namun
bagaimanapun juga dia tidak dapat mengembangkan dan melakukan sifat liar itu
sepenuhnya karena ada hal-hal yang harus membatasi sifat dasarnya itu. Apakah
itu? Itu tidak lain adalah hukum keteraturan yang lebih besar, kuat dan
berkuasar. Hukum keteraturan itu adalah pembatasan-pembatasan yang menghalangi
kehendak manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan itu seperti akibat-akibat
yang tidak ingin dikehendaki manusia. Takut akan karma pala hukum sebab akibat,
setiap perbuatan manusia pasti akan membuahkan hasil. Manusia dan benda
bersifat ego ingin melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya namun
takut menerima dampak sebagai akibat perbuatannya itu. Mau berkarma tetapi
tidak mau menerima hasil dari hasil perbuatannya itu jika efek dari hasil
perbuatanya itu buruk. Manusia hanya mau menerima hasil karma palanya itu jika
baik dan menguntungkan bagi dirinya. Betapa egonya manusia.
Benda pun demikian
coba lihat awan yang bergerak berarak di angkasa. Jika kita perhatian dengan
seksama awan itu bergerak kesana kemari dari hampir setiap bagian sudut awan.
Dia tampak liar (bebas), pergerakannya acak seperti gerak Brown pada partikel
tinta yang dituangkan didalam air. Namun pergerak-pergerakan yang liar itu
tetap dikendalikan oleh hukum yang lebih besar yaitu bergerak ke suatu arah
yang ditentukan yaitu ke tempat tekanan udara yang lebih rendah. Gerak Brown
pada partikel tinta yang acak tersebut juga harus tunduk dan bergerak ke daerah
yang kosong sehingga partikel tinta tersbut menjadi merata.
Mengambil ikmah
dari gejala alam tersebut dan memperhatikan sifat dan karakter dasar dari
manusia kita dapat mengambil pembelajaran bahwa “dalam hal-hal tertentu kita
masih bisa berbuat liar dalam batasan-batasan tertentu, namun kita menyadari
bahwa tetap dibatasi oleh dari hukum alam yang lebih besar. Kita harus tunduk
dan patuh terhadap hukum alam itu”.
Sekelumit tulisan
ini dapat saya buat setelah ribut dengan istri dimana istri ingin kebebasan
tidak ingin terikat menyama braya, ngayah desa, mesanggah, berkeluarga dan yang
lainya. Dia ingin hidup melakukan menurutnya dia bisa menenangkan hatinya. Dia
ingin lari dari masalah dan tak mau memecahkan masalah. Setelah merenung, kemanapun
kita hidup tidak akan lepas dari masalah. Sebab tanpa kita sadari bahwa masalah
itu muncul dari kita sendiri. Sikap yang paling pas yang diambil adalah hadapi
masalah dan pecahkan masalah sehingga tidak menyebabkan kita menjadi merana.
Semakin terbiasa dan mampu memecahkan masalah akan membuat kita tumbuh menjadi
manusia yang lebih dewasa. Menjadi manusia yang sujana. Jay sairam!
pak update info sains nya ! byar ada wawasan baru ^_^
ReplyDelete